Matsama atau Masa Ta’aruf Siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 28 Surabaya resmi berakhir pada Rabu (17 Juli 2024).
Namun, di hari pamungkas, MIM berlokasi di kawasan Raya Bangkingan, Lakarsantri, Surabaya tidak hanya membawa anak siswa kelas 1 mengenal lingkungan sekolah dengan baik dan senang belajar saja.
Tapi, siswa baru dan para anak didik MIM Dupan juga menggelar aksi deklarasi anti bullying di halaman sekolah.
Konsep deklarasi, satu persatu siswa telapak tangan di beri cat dan kemudian di tempel ke banner. Adapun warna cat berbeda disesuaikan kelasnya.
MIM Dupan juga menerbangkan beberapa balon dengan tulisan nama sekolah.
Di era terkini, problem bullying antar siswa kerap terjadi sehingga membuat MIM Dupan mendeklarasikan kegiatan ini
Kaur keistimewaan Ustad Aldo menyampaikan
kategori Bullying tak hanya satu salah satunya verbal adalah membully secara ucapan. Ada jg yg secara tindakan seperti memukul.
Sekolah, lanjut Ustad yang juga wali kelas 3, juga mempunyai banyak cara untuk menindak anak anak yang suka membully temannya, contohnya diberi sanksi atau dipanggil menghadap kepala sekolah, kesiswaan atau juga pemanggilan orang tua.
Para siswa siswi MIM Dupan wajib memperhatikan pesan Ustadz Aldo.
“Kepada anak-anak MIM Dupan,
kalian adalah anak-anak yang hebat dan penerus bangsa. Ustad berharap jadilah anak-anak yang baik, terhindar dan jauh dari bullying,”.
Sementara, Izzan mengucapkan
bullying adalah perundungan
terhadap siswa yang bisa menjatuhkan salah satu dari siswa tersebut.
“Apabila ada bullying disekolah, segera melaporkan kepada pihak yang berwajib, agar bisa menindaklanjuti tindakan tersebut,” urai siswa kelas 6.
Kegiatan deklarasi ini supaya tidak ada kekerasan di area madrasah ini baik secara verbal maupun tindakan sehingga anak anak bisa belajar dengan senang dan menyenangkan tanpa ada intimidasi dari semua pihak.
Dengan kegiatan ini, MIM Dupan menegaskan untuk stop melakukan bullying. (Penulis: Nayla Havi; Fotografer: Mukhbita Ameeralesha)